Rabu, 06 Februari 2013

Mulai dari Nol ya…


Baru saja saya mengisi BBM di salah satu SPBU di wilayah Sidoarjo Kota, di Jl Pahlawan. Tidak biasanya saya mengisi BBM di SPBU ini. Ketika saya masih tinggal di Surabaya dulu, sementara saya harus mengajar di Sidoarjo, biasanya saya mengisi di rest area tol, baik yang arah Sidoarjo maupun Surabaya.
Saya senang mengisi BBM di rest area situ karena petugasnya ramah. Selalu mereka menyapa "Selamat pagi, Bu. Mau ngisi berapa?”

Dan ada kata kesukaan saya: ”Dimulai dari nol ya?"
Biasanya, saat pagi ada ekstra servis: ”Mau dibersihkan kacanya, Bu?” Tentu saja saya nggak tega menolak (lha wong saya memang malas mencuci mobil). Mencuci sendiri malas. Mencucikan di car wash juga malas nunggunya. Jadi, harap maklum kalau ketemu Swift hitam saya dalam keadaan super-dekil. Hehehe.
Setelah selesai pembayaran, tidak lupa petugasnya mengucapkan terima kasih. Tentu saja saya balas dengan ucapan terima kasih juga atas pelayanannya yang baik.
Hal-hal tersebut di atas kelihatannya sepele. Tapi, gara-gara hal sepele itu, saya jadi susah berpindah ke lain hati alias berpindah ke SPBU lain.
Kembali ke cerita semula. Namun, di SPBU barusan  saya tidak menemukan hal-hal kesukaan saya. Tidak ada 3S (senyum, sapa, salam). Juga tidak ada kata: ”Dimulai dari nol ya. Bahkan, ketika selesai pembayaran, tidak ada kata terima kasih. Rasanya ada yang hambar, laksana makanan tanpa garam. Hehehe.
Suami saya juga berkomentar, ”Ini SPBU sudah disertifikasi belum sih? Kok pelayanannya begitu?”
Kebetulan suami bekerja di Bereau Veritas (BV), sebuah perusahaan Prancis yang tahun lalu menyertifikasi SPBU di Indonesia meskipun lain divisi. (suami saya di divisi marine surveyor). Tapi, paling tidak dia tahu standar apa saja yang hrs dipenuhi.
Tahun ini penyertifikasinya dilakukan Intertek. Salah satu poin –di antara banyak poin yang disertifikasi– adalah 3S.
KENAPA SAYA MENGANGKAT TOPIK INI?
Hal-hal kecil yang kadang dianggap sepele ternyata bukanlah hal kecil, namun bisa menjadi hal besar.
Nggak usah jauh-jauh lah. Contohnya: s
enyum, sapa, salam, terima kasih.
Dengan membiasakan diri melakukan hal-hal tersebut, kita membiasakan diri untuk menerapkan karakter hormat (respek) kepada orang lain. Bukankah dengan respek kepada orang lain, mereka juga akan respect kepada kita?
Juga untuk menumbuhkan karakter peduli. Dengan peduli kepada orang lain, mereka akan peduli kepada kita bukan? Buktinya, hanya dengan 3S+terima kasih saya sulit berpindah ke lain SPBU.

26 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar